Minggu, 27 September 2015

Wahhh tak terasa sudah 3 tahun aku tidak menulis di blog ini... padahal banyak sekali yang bisa kubagikan :)
sebelum aku lupa.. akan kutuliskan hal-hal yang berkesan lagi ya... tentang banyak hal.. wait for meeee :kiss

Jumat, 03 Agustus 2012

KEKUDUSAN HIDUP




        
2    SAMUEL 11 (DAUD DAN BATSYEBA)

Daud berdosa dan melakukan kekejian di hadapan Tuhan (ay. 27) ketika dia membuat suatu konspirasi membunuh Uria secara tidak langsung untuk mendapatkan Batsyeba menjadi istrinya. Karena hawa nafsu dan keinginannya untuk memiliki Batsyeba yang sangat elok rupanya namun adalah istri Uria prajuritnya. Dosa dimulai dari keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah (Yakobus 1:14-15_Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut). Bisa kita lihat bahwa intensitas dosa Daud meningkat, mulai dari tidur dengan istri orang lain (padahal Daud sudah punya sangat banyak istri dan gundik), melakukan konspirasi untuk membunuh Uria yang adalah prajuritnya yang setia  (ay. 8-13), menyeret orang lain (Yoab, kepala pasukan) untuk berbuat dosa dengan sengaja membuat Uria di barisan terdepan dalam pertempuran yang paling hebat agar Uria mati (ay. 14). Padahal Eliam ayah Batsyeba adalah pahlawan Daud yang juga dulunya adalah prajurit yang berjuang jiwa dan raga bagi Daud, demikian Uria, adalah prajurit yang setia berjuang jiwa dan raga bagi Daud sang raja, seharusnya Daud hormat akan Eliam dan kasih akan Uria, namun Daud malah melakukan pengkhianatan terbesar (sin is just don’t care). Akibat dosa Daud menjadi sangat luas dan lama (2 Samuel 12) : Pedang tidak akan menyingkir dari keluarganya, malapetaka datang ke dalam keluarganya, istri-istrinya akan tidur dengan pria lain, dan anak hasil hubungannya dengan Batsyeba akan mati. Hal tersebut mengingatkan kita akan akibat dosa yang ada apabila kita melakukan hal yang tidak berkenan di hadapan Allah. Sekilas dari kondisi di atas kita dapat menyalahkan Daud akan kekejiannya. Pada saat itu Daud telah berusia 50 tahun (bukan pada usia yang muda lagi) dan seharusnya sudah settled kehidupan rohaninya, dan kita juga tau bahwa Daud adalah orang yang berkenan di hadapan Tuhan, trus knapa bisa begitu? Roh memang penurut tetapi daging lemah (Matius 26:41). Daud sebagai seorang raja yang diberkati Allah, yang mengalahkan musuh berlaksa-laksa ternyata lemah terhadap wanita, dan wanita itu adalah istri Uria, perwiranya sendiri. Ketika pria mengingini tubuh lain di luar tubuh istrinya, itulah bibit dari iblis. Kembali ke kita, apakah kita lebih baik dari Daud? Apakah kehidupan rohani kita jauh lebih baik dari Daud? Manusia memiliki kelemahan bahkan yang berkenan di hatiNya. Tuhan tidak malu membagikan pada kita kelemahan orangNya yang terbesar agar kita belajar dari kesalahan mereka.  Dari kisah di atas kita belajar bahwa setiap orang punya potensi berdosa, sebaik apapun pertumbuhan rohaninya, selama masih di dunia, kehidupan rohani itu never be settled, tidak ada alasan untuk sombong rohani, setiap orang punya potensi berdosa, senantiasa lah kita berjaga-jaga dan berdoa.


                   FAKTA

1.  Sony Set, penulis dan praktisi media memperkirakan terjadi peningkatan 10 kali lipat dalam sepuluh tahun sejak merebaknya kasus film pornografi buatan dalam negeri  pada tahun 2001. Ternyata pada tahun 2006 saja, ia berhasil mengumpulkan bukti bahwa jumlahnya telah 50 kali lipat! (sudah 500 lebih film pornografi amatir dibuat orang Indonesia dalam waktu 5 tahun saja seiring dengan begitu rekahnya zaman internet dan handphone berkamera, 90% nya dibuat oleh mahasiswa dan pelajar, ada yang SMP!). Kikisan moral yang hebat!
2.   Film pornografi impor sudah lama berlabuh di negeri kita. Sedikit-sedikit orang kita belajar menirunya. Kedudukan Negara canggih Amerika Serikat sebagai ‘teladan’ utama  pornografi dunia. Teknologi mereka kuasai dan manfaatkan untuk menggenangi bumi dengan kemesuman yang menjadi candu yang mematikan. Jadilah Babel modern itu pembuat dan pengekspor film pornografi nomor satu di jagat dan berhasil membuat bisnis pornografi yang ‘menggurita’di dunia. Tak heran, Ruth Graham, istri pengkhotbah AS Billy Graham, berseru : “Jika Allah tidak menghukum Amerika Serikat, Allah harus meminta maaf kepada Sodom dan Gomora”_alangkah dahsyatnya! Bangsa pendekar HAM itu sedang bersiap minum cawan murka Allah, karena melanggar HAA (Hak Asasi Allah) yang menuntut kekudusan manusia.
3.    Di tahun 1930-an, Alfred Kinsey, biolog AS, meminati perilaku seksual manusia lalu membukukan penelitian ‘ilmiah’-nya dalam Sexual Behavior in the Human Male (1953) dan Sexual Behavior in the Human Female (1953). Berkat karya ‘ilmiah’ Kinsey dan beberapa peneliti lain, Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) mencabut homoseksual dari daftar sakit mental pada tahun 1973 dan menetapkannya sebagai gaya hidup yang sah bagi masyarakat. Belum lama ini Presiden AS Barrack Obama secara terbuka mendukung pernikahan sesama jenis di AS.(OMG!!)
4.   Di Indonesia, gelombang pornografi itu juga mendapat jalur di dunia seni-budaya dan mendapat angin dari dunia ilmu pengetahuan. Taufiq Ismail, sastrawan kawakan,  meraungkan keprihatinannya  melihat banyak karya satra terkini mendobrak pintu dunia pustaka Indonesia bagi hal-hal seksual. Dalam dunia sinema, adegan ciuman  dua aktor Indonesia dalam film Arisan sebagai ‘simbol legitimasi' keberadaan kaum homoseksual yang mulai berani menampakkan diri. Juga hal-hal yang tabu dalam bagi industri film dan televisi tahun 1970-an telah menjadi tayangan wajar di tahun 2000-an. Obrolan tentang seks dan dialog semi pornografi yang terlarang di masa dulu kini menjadi santapan sehari-hari dan diperlakukan sebagai kebutuhan komunikasi atas nama kata unik dan rating. Pergeseran norma dan pandangan terhadap segala hal tentang seks yang suci diruntuhkan atas nama industri hiburan. Seks berubah menjadi ‘barang dagangan’ dan berkembang menjadi ‘mainan’. Selamat datang di era kebebasan.
5.    Di ujung timur wilayah Indonesia, di mana masyarakatnya relatif masih tertinggal dalam banyak hal, namun menurut informasi, di daerah tersebut banyak didapati penderita HIV/ AIDS dan perilaku seks bebas bukan merupakan hal yang tabu di sana. Sepertinya dapat kita simpulkan bahwa, masalah seks dan sisi-sisi yang menurut firman Tuhan bertentangan dengan kekudusan hidup yang sudah terjadi di mana-mana, mulai dari negara super modern hingga pelosok. 

APAKAH SAYA SEDANG DIDAPATI KUDUS HARI INI?

        Mari memeriksa diri dan jujur terhadap diri sendiri dan terhadap Tuhan Yesus tentunya, tidak ada gunanya kita mengatakan bahwa kita mempunyai ajaran injil yang baik jika tidak disertai dengan kehidupan yang kudus, bahkan akan membawa celaan bagi kepercayaan kita. Selama (kita) mendiami tubuh ini, (kita)  masih jauh dari Tuhan (2 Kor. 5:6). Artinya kita masih darah dan daging, ‘manusia lama’ masih selalu menguntit untuk menguasai kita, sehingga janganlah kita berlindung secara sembrono di balik jargon-jargon ‘kita umat pemenang’, ‘kita anak Raja’, ‘kita buat Iblis gemetar’ belaka. Sebaliknya kita harus senantiasa berjaga-jaga dan berdoa, karena roh memang penurut tetapi daging lemah (Mat 26:41). Sekadar ‘terima Kristus’ saja tidaklah manjur. Kita tidak bisa berpikir kalau orang sudah terima Kristus, secara otomatis Roh Kudus sendiri akan membereskan segalanya dalam hidup mereka. Nyatanya ikhtiar (daya upaya) orang tersebut juga juga dituntut Allah. Kata Paulus kepada orang yang telah lahir baru : Matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu,…(Kol 1:5). Kitalah yang disuruh berdisiplin untuk mematikan percabulan.

         Ibrani 12:14 mengingatkan kita : …kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Tentunya firman Tuhan tersebut mendorong kita untuk memeriksa diri apakah kita kudus? Apakah kita berpikir, merasa, dan berbuat seperti yang kita tau sebagaimana Kristus akan berpikir, merasa dan berbuat? 1 Yohanes 3 :3 : Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia (Kristus) yang adalah suci.

        Kita tidak hidup di ruang hampa tetapi kita berada di dunia yang penuh dengan godaan yang menggerakkan hawa nafsu. Banyak orang Kristen yang hebat dalam pelayanan tetapi jatuh juga ke dalam dosa seksual karena masih menyepelekan kuasa dari godaan seksual. Iblis akan dengan senang hati membujuk dan merayu kita melakukan dosa, yang dapat kita lakukan adalah LARI!!. Lari dari jeratan iblis, lari dari perilaku seks yang immoral dan datang kepada Tuhan. Janganlah kita berkompromi terhadap dosa. Jangan biarkan Iblis menaruh fantasi liar di dalam pikiran kita. Jujur di hadapan Allah ketika kita memang lemah dalam mengendalikan nafsu. Bertobat dan minta Tuhan menguatkan dengan komitmen yang sungguh di hadapan Tuhan. Berani menolak dan berkata tidak untuk setiap bujukan Iblis.  Seks adalah pemberian Allah yang indah, menarik, sakral (kudus) di dalam pernikahan, namun dapat menjadi malapetaka apabila dilakukan tidak seperti yang Allah inginkan. Berani meninggalkan pacar yang memang tidak bisa menjaga kekudusan dalam hal berpacaran. Bagi yang sudah menikah, janganlah menyerahkan sumber hidupmu kepada wanita atau pria lain selain pasangan hidupmu. Janganlah mencari dan menikmati kepuasan seks di tempat lain karena Allah telah mengaruniakan pasangan yang sepadan dengan engkau. Peliharalah hubungan itu terus-menerus di dalam Kristus.

          1 Korintus 6:18 berkata : Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap  dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Kita telah ditebus dan dibayar lunas karena itu muliakanlah Allah dengan tubuh kita. Mari kita persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenan kepada Allah. Tidak menjadi serupa dengan dunia yang fana ini, melainkan berani beda dengan mempunyai transformasi akal budi yang benar. Memiliki prinsip hidup yang teguh dan self control yang ketat.

 
PENUTUP

        Dengan menjadi kudus kita menolong orang lain untuk mencari kekudusan, hidup kita akan menjadi contoh. Hidup yang berdosa akan menuai kesengsaraan, sebaliknya kekudusan hidup akan menuai kenyamanan dan damai sejahtera meskipun di dalam mengejar kekudusan itu kita mengalami penderitaan. Semaju dan semodern apa pun era/zaman serta lingkungan pergaulan, standard kekudusan Tuhan tidak pernah berubah, Ia tetap menuntut kekudusan yang total dari kita sesuai dengan firman Tuhan.



Ringkasan Khotbah dan Buletin Persekutuan Alumni Kristen Jakarta (PAKJ) Juli
Buku Memandu Bangsa karya Samuel Tumanggor



Rabu, 25 April 2012

The Lord is my shepherd









The LORD is my shepherd, I shall not be in want (Psalm 23 : 1-6)

Daud adalah penulis Mazmur ini, Daud sangat dapat menggambarkan dengan baik pemeliharaan  Allah  seperti gembala karena Daud pun dulunya adalah penggembala kambing dan domba pada masa mudanya hingga akhirnya dia menjadi raja.

TUHAN  adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku
Mana yang benar gembala yang mengikuti dombanya atau domba yang mengikuti gembalanya? Yaeyalah ya, domba  yang mengikuti gembalanya,  nah kalau begitu ketika mengatakan TUHAN adalah gembalaku, bener ga sih Tuhan menjadi Gembala atas hidupku? Bener ga aku mengikuti Dia? Aku harus introspeksi donk! Mengikuti Tuhan berarti taat sama Dia. Ketaatan berelasi sangat kuat dengan kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang ga bisa ditawar-tawar lagi, salah ya salah, benar ya benar, sesuai dengan firman Allah. Dan wujud nyata dari kebenaran  yang  kita hidupi itu adalah ketaatan, bukan sekadar lip service aja. Dan orang yang benar itu tidak pernah dibentuk oleh kemudahan-kemudahan, kesulitan-kesulitanlah  yang membuat kebenaran itu teruji.

….takkan kekurangan aku.Ini bukan melulu berorientasi pada berkat-berkat saja, seolah-olah orang yang hidup dalam kelimpahan adalah karena orang tersebut dalam penyertaan Tuhan dan ketika orang hidup dalam kekurangan atau sakit adalah        karena Tuhan tidak menyertai dia bahkan ada orang yang menganggap kalo orang tersebut dikutuk,  ini mindset  yang salah, kita menjadikan Tuhan sebagai Gembala bukan karena motivasi kita yang membutuhkan berkat-berkat. Ironisnya, mindset salah ini masih banyak terdapat di dalam gereja-gereja modern saat ini, hati-hati si iblis dapat menipu kita dengan menyamar menjadi malaikat-malaikat terang. Banyak orang suka kesembuhan,suka berkat, suka kekayaan, suka kenaikan gaji, suka promosi, dll yang dianggapnya sebagai penyertaan dan pemeliharaan Tuhan tetapi tidak suka dengan ketaatan. Jangan sesat, iblis memanfaatkan keinginan–keinginan tersebut bahkan di dalam gereja-gereja. Jika kita orang percaya, wujud dari iman kita yang menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi itu adalah ketaatan kita. Ketaatan adalah harga yang tertinggi tetapi masih langka di dalam kehidupan orang Kristen yang lupa bahwa ketika kita memilih untuk mengikut Yesus, maka harus menyangkal diri dan memikul salib (Markus 8:34).
 
Kenapa sih mesti rempong gitu loh dengan ketaatan? Yaeyalahh..Dalam 1 Petrus 2 : 24 tertulis : Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. Sering malah yang digarisbawahi  adalah  kalimat Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh, kita mencomot bagian dari ayat itu hanya untuk kesenangan dan kesembuhan rohani kita, tetapi sebenarnya  yang menjadi inti ayat tersebut adalah  ……supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Hidup dalam kebenaran berarti ketaatan. Jangan mengaku dosa dan memohon pengampunan dari-Nya kalau kita tidak sanggup untuk berubah,  ingat Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Galatia 6:7).  Ingatlah Matius 26:41 : Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut tetapi daging lemah.Memang kita manusia yang lemah dalam kedagingan kita, tetapi hubungan yang baik dengan Allah melalui membaca Alkitab untuk mengetahui kehendak-Nya dan berdoa dapat menjaga kita agar tidak jatuh ke dalam pencobaan karena kita akan dikuatkan melalui hikmat dari Roh Kudus untuk mengerti apa yang sesuai dengan kehendak Allah dan yang tidak, serta melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Allah dan menjauhi serta membenci dosa. Mari berjuang untuk meninggalkan dosa-dosa lama,  ingat dosa semakin tersembunyi, maka semakin erat dia membelenggu kita.

Finally,,….takkan kekurangan aku sebenarnya untuk menunjukkan bahwa ketika Tuhan telah benar-benar menjadi Gembala atas hidup kita, maka kerinduan Daud dalam Mazmur 73:25 menjadi nyata : Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Allah lah yang menjadi kepenuhan kita. Mindset orang yang telah menjadikan Tuhan sebagai Gembala atas hidupnya adalah menjadikan Tuhan menjadi pusat hidupnya. Let Jesus be the center of all aspects of your life.. ^__^
 


Resensi dengan penambahan dan perubahan dari Khotbah Pdt. RidwanHutabarat Februari 2012

Sabtu, 21 April 2012

ACHAN'S SIN







ACHAN’S SIN (JOSHUA 7: 1-26)

Inti dari perikop ini adalah bahwa bangsa Israel gagal memasuki Kota Ai bahkan dikalahkan oleh orang Ai yang  jumlahnya jauh lebih sedikit dan hanya sebuah kota kecil saja (Yosua 7:3) yang sebenarnya gampang ditaklukkan oleh orang Israel di bawah pimpinanYosua seperti menaklukkan Yerikho (Yosua 6). Penyebab kegagalan adalah karena seorang dari suku Yehuda yang bernama Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah mengambil barang-barang yang dikhususkan buat TUHAN, barang-barang tersebut adalah segala emas, perak, tembaga, dan barang lainnya yang dikuasai/dijarah oleh bangsa Israel setelah kejatuhan Yerikho dan dikhususkan buat TUHAN sebagai persembahan untuk dimusnahkan  (Yosua 6:17-19). Kekalahan ini membuat Yosua mempertanyakan penyertaan Allah (Yosua 7:7-9) yang kemudian dijawab oleh TUHAN bahwa bangsa Israel telah berdosa karena ada yang mencuri sesuatu dari barang yang telah dikhususkan itu dan TUHAN juga tidak akan menyertai mereka jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak dimusnahkan (Yosua 7:11-12). Ingat bahwa Allah itu kudus sehingga Dia tidak dapat berkompromi dengan dosa, sehingga bangsa Israel tidak mendapat penyertaan Allah ketika memasuki kota Ai.

Setelah dicari-cari siapa penyebabnya, barulah kemudian diketahui bahwa Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah dari suku Yehuda yang mencurinya dan mengaku : “Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku : aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali.” (Yosua 7: 20-21). Dan setelah itu Akhan dan segala apa yang dimilikinya pun celaka karena dosa. (Yosua 7: 23-25)

Jika sekilas kita melihat kisah ini ada kemiripannya dengan kisah Ananias dan Safira yang celaka karena secara tidak jujur menahan sebagian hasil penjualan untuk diserahkan kepada para rasul pada zaman gereja mula-mula (Kisah 5:1-11). Juga mengingatkan kita pada kisah Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa karena diperdayakan oleh Iblis melalui keinginan untuk menjadi seperti Allah (Kejadian 3:5). Dosa memang bekerja melalui keinginan-keinginan yang timbul dalam hati manusia.

Hukum Dosa
“Demikianlah aku dapati hukum ini : jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.” (Roma 7:21). Daging itu lemah, setiap orang mempunyai natur berdosa. Dosa bekerja melalui keinginan-keinginan. Dosa menggerogoti idealisme sedikit demi sedikit (semua orang melakukannya juga kog, biasa aja). Dosa selalu mengenakan jas dan gaun pesta, dosa dibungkus menjadi paket yang menarik perhatian kita. Ketika sudah nyaman dengan dosa, maka ia akan mengubah dosa menjadi hewan kesayangan, yang dipelihara dan diberi makan. Dosa akan semakin menjerat dan dosa mencuri kekudusan. Contoh : dosa pornografi sering dianggap tidak dosa karena dianggap wajar dan normal saja dan banyak orang melakukannya dan dosa ini tidak mengenal gender karena bukan hanya laki-laki tapi juga banyak perempuan yang jatuh pada dosa ini.  Tetapi Tuhan Yesus berkata dalam Matius 5:28 (English) : “ But I tell you that anyone who looks at a woman lustfully has already committed adultery with her in his heart.” Atau kalau diterjemahkan setiap orang (laki-laki) yang memandang perempuan dengan hawa nafsu telah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

 Melawan Dosa
>Kekuatan untuk melawan dosa adalah anugerah Allah melaui pekerjaan Roh Kudus (Roma 8:9) dan tanggung jawab kita (1 Yohannes 3:9). Mintalah kepada Tuhan biar dimampukan untuk melawan keinginan-keinginan yang berujung pada dosa dan ada tanggung jawab kita untuk tidak bermain-main dengan dosa.
> Sharing kepada orang yang kita anggap dewasa di dalam iman, agar saling mengingatkan dan menguatkan, juga saling mendoakan setiap pergumulan. Ada sms dari sahabatku Jessyka demikian : “A friend is one who strengthens you with prayers, blesses you with love, and encourages you with hope.”
> Dosa tetaplah dosa. Allah itu Kudus. Dan Allah tidak kompromi dengan dosa.
> Mungkin kejam bila kita melihat kisah Akhan, Ananias dan Safira yang putus nyawanya karena langsung dihukum Tuhan atas keberdosaannya. Trus sekarang kenapa tidak kayak gitu? Coba kita bayangkan jika saat ini setiap orang yang berdosa langsung mati, maka tidak ada lagi orang yang hidup di muka bumi ini. Hidup dan matinya orang adalah otoritasnya Allah. Jika saat ini kita telah berdosa namun tidak langsung dihukum, anggaplah itu sebagai anugerah Tuhan yang mengasihi kita dan  masih memberikan kesempatan kepada kita (selama hayat masih dikandung badan, tentunya) untuk memperbaiki setiap perilaku kita. So, jangan bermain-main dengan anugerah Tuhan.
>”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” (Ibrani 12:14)
>”Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai firman-Mu.” (Mazmur 119:9). Hubungan pribadi dengan Allah (HPDA) yang berkualitas melalui saat teduh, kerendahan hati untuk mendengar firman Tuhan yang berdampak pada pengenalan yang benar akan Allah dapat menjaga kita dari kecenderungan jatuh ke dalam dosa. Marii berjuang!!  Ganbate kudasaii ne!

Renungan Malam Minggu, 21 April 2012
Resensi Khotbah Persekutuan Alumni Kristen Jakarta (PAKJ) bulan April oleh Daniel Adi Pranata
 dengan perubahan dan penambahan

Rabu, 08 Februari 2012

Mencari Pasangan Hidup


Pernyataan bahwa seseorang belum menikah karena mengaku belum menemukan pasangan yang ideal, pas dan cocok, bertentangan dengan kenyataan mengenai pasangan yang menikah. Banyak Pasutri yang mengaku bahwa pasangan mereka  sebenarnya bukanlah pasangan yang memenuhi kriteria yang mereka buat, namun pada akhirnya mereka mengaku bahwa seseorang yang 'tidak ideal' tersebut adalah orang terbaik dan yang paling tepat sebagai pendamping hidup. Mengapa hal ini mungkin? Ada dua hal yang memungkinkan hal ini : kriteria yang tepat dan perkenanan Tuhan. 

Kriteria yang 'tepat' bukanlah mengenai kriteria pasangan hidup yang 'ideal' dari semua aspek kehidupan calon pasangan, tetapi kriteria yang dibangun berdasarkan pemahaman untuk memilih nilai yang prinsipil. Setiap pasangan perlu menyadari kehidupan nyata pernikahan yaitu bahwa pernikahan bukanlah kehidupan bak dongeng, di mana sang pangeran dan sang putri akan hidup bahagia selamanya di negeri impian.
Pernikahan adalah sebuah fase kehidupan, di mana dua pribadi dengan sejarah hidup, karakter, keluarga, dan kualitas individu yang berbeda dipersatukan di dalam Tuhan. Setiap pernikahan, dengan pasangan seideal apa pun, pasti memiliki tantangannya sendiri. Di tengah hari-hari yang penuh cinta, perhatian, kemesraan, dan suasana yang menyenangkan lainnya, akan ada gesekan, pertengkaran, dan perseteruan mulai dari keputusan perlunya televisi di kamar tidur, lampu yang harus dimatikan sewaktu tidur, mengganti kaus kaki satu kali sehari, kebiasaan tidak menempatkan barang-barang pada tempatnya, hingga pertengkaran karena pemilihan pekerjaan dan prioritas aktivitas di akhir pekan. Namun jhika ditarik ke hal yang lebih mendasar, banyak penyesuaian kerap sulit dilakukan, terutama jika menyangkut soal-soal prinsip seperti cara penggunaan uang, sikap terhadap keluarga besar, mendidik anak, hingga penentuan prioritas dalam hidup.

Kisah Ishak dan Ribka dalam kitab Kejadian 24 memberikan gambaran pemilihan pasangan hidup berdasarkan kriteria yang tepat, yaitu kriteria yang dibangun berdasarkan pemahaman untuk memilih nilai yang prinsipil. Kisah ini juga menggambarkan bagaimana pemilihan pasangan hidup tersebut menentukan kehidupan selanjutnya. Dari kasih Ishak dan Ribka, lahirlah Yakub dan dari Yakub lahirlah 12 suku Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan.

Mencari dan Bukan Menunggu
Mendapatkan pasangan hidup bagi Ishak dilakukan dengan pencarian dengan cara yang sangat aktif, bukan dengan cara menunggu. Perlu dipahami bahwa cara-cara pencarian pasangan melalui perjodohan pada masa itu adalah cara yang biasa dan diterima secara kultural bagi masyarakat Yahudi. Terlebih khusus bagi Abraham sebagai bapak orang Israel yang sedang hidup di Kanaan dan dikelilingi orang-orang yang tidak percaya TUHAN. Sehingga ketika Abraham memerintahkan hambanya mencari pasangan bagi Ishak, patut dilihat sebagai upaya uang setara jika Ishak sendiri yang mencari pasangan hidupnya.

Pelaksanaan pencarian pasangan hidup bagi Ishak, dilakukan di saat yang tepat, yaitu ketika Ishak dipersiapkan menjadi penerus Abraham yang pada saat itu telah tua dan lanjut umur dan telah mapan dalam arti telah menempati tanah perjanjian dan diberkati Tuhan. Abraham meyakini bahwa Allah akan menggenapi janjiNya kepada Ishak sebagai keturunan Abraham, dan atas janji tersebut Abraham memasukkan Ishak dalam konstruksi ketaatannya kepada Allah, untuk membentuk suatu umat pilihan Allah. Sehingga menjadi sangat penting untuk mencari dengan saksama pasangan yang tepat bagi Ishak, mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang besar sebagai ahli waris Abraham.

Menemukan pasangan hidup yang seiman, lebih dalam dariada sekadar seagama, sama seperti Abraham yang tidak ingin Ishak menikah dengan perempuan Kanaan yang bukan hanya tidak percaya kepada TUHAN, namun juga tidak memiliki visi tanah perjanjian dan umat pilihan. Pasangan yang seiman berarti orang dengan visi yang sama dan keinginan yang sama untuk memenuhi visi tersebut. Jadi, kesamaan visi adalah yang terpenting dalam menentukan segala kriteria ideal. Orang yang memiliki visi yang jelas, akan berusaha sekuat tenaga untuk memperlengkapi dirinya dengan atribut yang diperlukan dalam penggenapan visi tersebut.

Mencari di Tempat yang Tepat dan dengan Cara yang Tepat
Sikap hamba Abrahama juga sepatutnya menjadi sikap kita dalam mencari pasangan hidup. Ia memintapetunujuk Allah, mengamat-amati si calon pasangan dan memastikan bahwa ia mencari di tempat yang tepat. Hamba Braham, bukan hanya 'wait and see'dalam meminta petunjuk Allah, tetapi ia secara aktif mencari pasangan bagi Ishak. Perhatikan bahwa ia mempersiapkan harta, simbol kesiapan, untuk diberikan kepada si calon mempelai yang akan ditemuinya kelak. Ia juga pergi menuju Kota Nahor, tempat yang tepat untuk mencari seorang perempuan sebangsa yang pada waktu itu berarti setara karena memiliki iman yang sama dan visi yang sama tentang tanah perjanjian dan umat pilihan. Ia secara sengaja mencari pasangan hidup bagi Ishak di tempat yang tepat dan Ia berhenti untuk fokus kepada pancariannya ketika Ia telah tiba di tempat tersebut.

Usaha para mahasiswa dan alumni untuk mencari pasangan hidup di lingkungan kampus atau persekutuan sangat disarankan. Pelayanan bersama atau momen kebersamaan yang kontinyu dapat menguji kualitas pribadi seseorang. Memiliki pengalaman bersama ketika jatuh bangun dalam pelayanan di tengah-tengah kesibukan pekerjaan, studi, dan permasalahan dalam keluarga. Tempat yang tepat bisa di gereja, persekutuan alumni, pelayanan sosial, kelompok diskusi, atau forum lainnya, di mana ada waktu cukup untuk kebersamaan dalam mengerjakan sesuatu yang bermakna.

Jalan yang Terbuka adalah Konfirmasi Allah
Selain dengan firmanNya, Allah kerap memberikan petunjuk kepada kita melaui jalan yang terbuka. Konfirmasi Allah kepada hamba Abraham diberikan bukan hanya dengan mempertemukan hamba tersebut dengan Ribka ketika hamba tersebut telah tiba di kota tujuan, tetapi jugasikap terbuka keluarga Ribka menerima lamaran hamba tersebut, ketertarikan antara Ribka dan Ishak, dan kesediaan Ribka menerima lamaran tersebut. Setelah tiba di tempat yang tepat dan menemukan orang dengan kriteria tepat, konfirmasi Allah juga diberikan dengan menggerakakan hati Ishak dan Ribka sehingga mereka saling tertarik satu sama lain. (Kej 24 :67)

Beberapa teman kerap berada pada dua kutub yang ekstrim. Pertama, mengutamakan kesamaan visi dan mengenyampingkan ketertarikan satu dengan yang lain. Mereka meyakini bahwa seorang laki-laki/perempuan ialah ialah pasanganya, karena ada visi yang sam, namun tidak mempertimbangkan faktor lainnya yaitu bahwa laki-laki/perempuan tersebut juga tertarik padanya. Pasangan hidup lebih dari sekadar teman PA, teman persekutuan, tetapi juga teman hidup yng mampu membangkitkan perhatian, ketertarikan dan cinta yang mampu membuat kita memberi diri untuk kebaikannya. Ekstrim yang kedua adalah perasaan cinta yang menggebu-gebu, ketertarikan yang kuat dan perhatian yang membuat dirinya begitu dicintai, tanpa mempertimbangkan adanya kesamaan visi. Perasaan-perasaan demikian biusa sewaktu-waktu hilang ketika menghadapi tantangan hidup yang membutuhkan kekuatan karakter, perjuangan bersama, iman dan nilai-nilai yang mampu menopang kita dalam kekalutan menghadapi masalah. Kesemuanya perlu ada dalam pernikahan : kesamaan visi, cinta dan ketertarikan satu sama lain. Kita dan pasangan kita akan menjadi rekan (partner) sekaligus kekasih (lover) seumur hidup.

Persetujuan orang tua adalah hal yang prinsip, mengingat sejumlah masalah dantantangan akan muncul jika orang tua tidak setuju. Apalagi di tengah masyarakat Batak dengan keterikatan keluarga besar yang sangat kuat, persetujuan orang tua merupakan syarat utama kelancaran perencanaan pernikahan dan keharmonisan relasi antara dua keluarga. Sehingga ada kakak alumni  yang rela menunggu hingga kedua orang tua benar-benar setuju untuk mereka menikah. Bagi mereka, penundaan pernikahan sebanyak tiga kali tidak serta merta dianggap sebagai ketidaksetujuan Allah akan hubungan tersebut, tetapi merupakan kesempatan untuk menguji kesetiaan dan kesabaran.

Pasangan Ideal adalah Proses Seumur Hidup
Pernikahan ialah ikatan seumur hidup. Kita dan calon pasangan hidup kita haruslah orang-orang yang memiliki visi yang jelas mengenai kehidupan setelah menikah. Laki-laki dan perempuan yang ada di sekitar kita mungkin bukan orang yang ideal dan memenuhi kriteria kita. Namun jika mereka ialah orang yang mencintai Tuhan, memiliki visi yang sama dengan kita, berilah kesempatan untuknya dan diri kita sendiri untuk pengenalan lebih jauh. Luangkan lebih banyak waktu untuk bersama, bertukar pikiran, menjalankan pelayanan bersama, dan birakna ketertarikan dan cinta tumbuh secara alami dalam pengalaman keseharian yang wajar namun mendalam.

Menjadi pasangan yang ideal ialah proses seumur hidup sama halnya dengan pernikahan itu sendiri. Pada akhirnya dalam pernikahan nanti, yang dibutuhkan ialah upaya untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi suami/istri kita kelak seperti diri kita sendiri. Cinta kasih, karakter, kecocokan dan ke-ideal-an lainnya akan mengikut hal-hal tersebut. Tentu saja di dalam perkenanan dan anugerah Allah.


----disadur dengan perubahan dari Sharing Alumni di Buletin PAKJ Februari  2012





Selasa, 24 Januari 2012

coretan buat sahabat

aku berdoa untukmu teman yang ada di seberang pulau di sana,, hidup ini adalah pilihan,, pilihan yang kau ambil sudahlah tepat tinggal bagaimana caranya kau bisa mengimani pemeliharaan Allah bagi orang-orang yang mau bayar harga untuk tetap dapat memikul salib. Mencari kerbenaran adalah suatu proses yang harus kita kerjakan dan kita usahakan untuk selalu bisa mengejar kebenaran itu, karena kesetiaan  akan berarti bila dikerjakan sampai akhir teman. Kita memang berbeda dengan dunia, dan kita harus tahu betul dan ikhlas akan keadaan di mana mungkin kita berada di posisi yang tidak adil. Tinggal kita dapat menjalaninya dengan bersukacita atau tidak. Mari kita sama-sama berjuang teman.. aku pun sering jatuh dan lemah dan butuh kau doakan juga. Aku selalu berdoa untukmu sahabatku.