ACHAN’S SIN (JOSHUA 7: 1-26)
Inti dari perikop ini adalah bahwa bangsa Israel gagal
memasuki Kota Ai bahkan dikalahkan oleh orang Ai yang jumlahnya jauh lebih sedikit dan hanya sebuah
kota kecil saja (Yosua 7:3) yang sebenarnya gampang ditaklukkan oleh orang Israel
di bawah pimpinanYosua seperti menaklukkan Yerikho (Yosua 6). Penyebab
kegagalan adalah karena seorang dari suku Yehuda yang bernama Akhan bin Karmi
bin Zabdi bin Zerah mengambil barang-barang yang dikhususkan buat TUHAN,
barang-barang tersebut adalah segala emas, perak, tembaga, dan barang lainnya yang
dikuasai/dijarah oleh bangsa Israel setelah kejatuhan Yerikho dan dikhususkan
buat TUHAN sebagai persembahan untuk dimusnahkan (Yosua 6:17-19). Kekalahan ini membuat Yosua
mempertanyakan penyertaan Allah (Yosua 7:7-9) yang kemudian dijawab oleh TUHAN
bahwa bangsa Israel telah berdosa karena ada yang mencuri sesuatu dari barang
yang telah dikhususkan itu dan TUHAN juga tidak akan menyertai mereka jika
barang-barang yang dikhususkan itu tidak dimusnahkan (Yosua 7:11-12). Ingat
bahwa Allah itu kudus sehingga Dia tidak dapat berkompromi dengan dosa,
sehingga bangsa Israel tidak mendapat penyertaan Allah ketika memasuki kota Ai.
Setelah dicari-cari siapa penyebabnya, barulah kemudian
diketahui bahwa Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah dari suku Yehuda yang
mencurinya dan mengaku : “Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah
Israel, sebab beginilah perbuatanku : aku melihat
di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua
ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil;
semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah
sekali.” (Yosua 7: 20-21). Dan setelah itu Akhan dan segala apa yang
dimilikinya pun celaka karena dosa. (Yosua 7: 23-25)
Jika sekilas kita melihat kisah ini ada kemiripannya dengan
kisah Ananias dan Safira yang celaka karena secara tidak jujur menahan sebagian
hasil penjualan untuk diserahkan kepada para rasul pada zaman gereja mula-mula
(Kisah 5:1-11). Juga mengingatkan kita pada kisah Adam dan Hawa yang jatuh ke
dalam dosa karena diperdayakan oleh Iblis melalui keinginan untuk menjadi seperti Allah (Kejadian 3:5). Dosa memang bekerja melalui keinginan-keinginan yang timbul dalam
hati manusia.
Hukum Dosa
“Demikianlah aku dapati hukum ini : jika aku menghendaki
berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.” (Roma 7:21). Daging itu lemah, setiap orang
mempunyai natur berdosa. Dosa bekerja melalui keinginan-keinginan. Dosa menggerogoti idealisme sedikit
demi sedikit (semua orang melakukannya juga kog, biasa aja). Dosa selalu mengenakan jas dan gaun pesta,
dosa dibungkus menjadi paket yang menarik perhatian kita. Ketika sudah nyaman
dengan dosa, maka ia akan mengubah dosa
menjadi hewan kesayangan, yang dipelihara dan diberi makan. Dosa akan semakin menjerat dan dosa mencuri kekudusan. Contoh : dosa
pornografi sering dianggap tidak dosa karena dianggap wajar dan normal saja dan
banyak orang melakukannya dan dosa ini tidak mengenal gender karena bukan hanya laki-laki tapi juga banyak perempuan yang
jatuh pada dosa ini. Tetapi Tuhan Yesus
berkata dalam Matius 5:28 (English) : “
But I tell you that anyone who looks
at a woman lustfully has already committed adultery with her in
his heart.” Atau kalau diterjemahkan setiap orang (laki-laki) yang memandang perempuan dengan hawa nafsu telah berzinah dengan dia di
dalam hatinya.
Melawan Dosa
>Kekuatan untuk melawan dosa adalah anugerah Allah melaui pekerjaan Roh Kudus (Roma 8:9) dan tanggung jawab kita (1 Yohannes 3:9). Mintalah
kepada Tuhan biar dimampukan untuk melawan keinginan-keinginan yang berujung
pada dosa dan ada tanggung jawab kita untuk tidak bermain-main dengan dosa.
> Sharing
kepada orang yang kita anggap dewasa di dalam iman, agar saling mengingatkan
dan menguatkan, juga saling mendoakan setiap pergumulan. Ada sms dari sahabatku
Jessyka demikian : “A friend is one who
strengthens you with prayers, blesses you with love, and encourages you with
hope.”
> Dosa tetaplah dosa. Allah itu Kudus. Dan Allah tidak kompromi dengan dosa.
> Mungkin kejam bila kita melihat kisah Akhan, Ananias
dan Safira yang putus nyawanya karena langsung dihukum Tuhan atas
keberdosaannya. Trus sekarang kenapa tidak kayak gitu? Coba kita bayangkan jika
saat ini setiap orang yang berdosa langsung mati, maka tidak ada lagi orang
yang hidup di muka bumi ini. Hidup dan matinya orang adalah otoritasnya Allah.
Jika saat ini kita telah berdosa namun tidak langsung dihukum, anggaplah itu
sebagai anugerah Tuhan yang mengasihi kita dan masih memberikan kesempatan kepada kita
(selama hayat masih dikandung badan, tentunya) untuk memperbaiki setiap perilaku
kita. So, jangan bermain-main dengan anugerah Tuhan.
>”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan
melihat Tuhan.” (Ibrani 12:14)
>”Dengan apakah
seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai
firman-Mu.” (Mazmur 119:9). Hubungan pribadi dengan Allah (HPDA) yang
berkualitas melalui saat teduh, kerendahan hati untuk mendengar firman Tuhan yang
berdampak pada pengenalan yang benar akan Allah dapat menjaga kita dari kecenderungan
jatuh ke dalam dosa. Marii berjuang!! Ganbate kudasaii ne!
Renungan Malam Minggu, 21 April 2012
Resensi Khotbah Persekutuan Alumni Kristen Jakarta
(PAKJ) bulan April oleh Daniel Adi Pranata
dengan perubahan
dan penambahan
..bagus..
BalasHapusmakasih,share nya wi..
ditunggu sharing yang berikutnya..