The LORD is my shepherd,
I shall not be in want (Psalm 23 : 1-6)
Daud adalah
penulis Mazmur ini, Daud sangat dapat menggambarkan dengan baik pemeliharaan Allah seperti
gembala karena Daud pun dulunya adalah penggembala kambing dan domba pada masa mudanya
hingga akhirnya dia menjadi raja.
TUHAN
adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku
Mana
yang benar gembala yang mengikuti dombanya atau domba yang mengikuti gembalanya?
Yaeyalah ya, domba yang mengikuti gembalanya,
nah kalau begitu ketika mengatakan TUHAN adalah gembalaku, bener ga sih
Tuhan menjadi Gembala atas hidupku? Bener ga aku mengikuti Dia? Aku harus introspeksi
donk! Mengikuti Tuhan berarti taat sama Dia. Ketaatan berelasi sangat kuat dengan
kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang ga bisa ditawar-tawar lagi, salah ya salah,
benar ya benar, sesuai dengan firman Allah. Dan wujud nyata dari kebenaran yang kita hidupi itu adalah ketaatan, bukan sekadar
lip service aja. Dan orang yang benar
itu tidak pernah dibentuk oleh kemudahan-kemudahan, kesulitan-kesulitanlah yang membuat kebenaran itu teruji.
….takkan kekurangan aku.Ini bukan melulu berorientasi pada
berkat-berkat saja, seolah-olah orang yang hidup dalam kelimpahan adalah karena
orang tersebut dalam penyertaan Tuhan dan ketika orang hidup dalam kekurangan atau
sakit adalah karena Tuhan tidak menyertai dia bahkan ada
orang yang menganggap kalo orang tersebut dikutuk, ini mindset yang salah, kita menjadikan Tuhan sebagai
Gembala bukan karena motivasi kita yang membutuhkan berkat-berkat. Ironisnya, mindset salah ini masih banyak terdapat
di dalam gereja-gereja modern saat ini, hati-hati si iblis dapat menipu kita dengan
menyamar menjadi malaikat-malaikat terang. Banyak orang suka kesembuhan,suka berkat,
suka kekayaan, suka kenaikan gaji, suka promosi, dll yang dianggapnya sebagai penyertaan
dan pemeliharaan Tuhan tetapi tidak suka dengan ketaatan. Jangan sesat, iblis memanfaatkan keinginan–keinginan tersebut
bahkan di dalam gereja-gereja. Jika kita orang percaya, wujud dari iman kita yang menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat secara pribadi itu adalah ketaatan
kita. Ketaatan adalah harga yang
tertinggi tetapi masih langka di
dalam kehidupan orang Kristen yang lupa bahwa ketika kita memilih untuk mengikut
Yesus, maka harus menyangkal diri dan memikul salib (Markus 8:34).
Kenapa
sih mesti rempong gitu loh dengan ketaatan? Yaeyalahh..Dalam 1 Petrus 2 : 24 tertulis : Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. Sering malah yang
digarisbawahi adalah kalimat Oleh
bilur-bilurNya kamu telah sembuh, kita mencomot bagian dari ayat itu hanya untuk
kesenangan dan kesembuhan rohani kita, tetapi sebenarnya yang menjadi inti ayat tersebut adalah ……supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Hidup dalam kebenaran
berarti ketaatan. Jangan mengaku dosa
dan memohon pengampunan dari-Nya kalau kita tidak sanggup untuk berubah, ingat Allah
tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Galatia
6:7). Ingatlah Matius 26:41 : Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut tetapi
daging lemah.Memang kita manusia yang lemah dalam kedagingan kita, tetapi hubungan
yang baik dengan Allah melalui membaca Alkitab untuk mengetahui kehendak-Nya dan
berdoa dapat menjaga kita agar tidak jatuh ke dalam pencobaan karena kita akan
dikuatkan melalui hikmat dari Roh Kudus untuk mengerti apa yang sesuai dengan
kehendak Allah dan yang tidak, serta melakukan apa yang sesuai dengan kehendak
Allah dan menjauhi serta membenci dosa. Mari berjuang untuk meninggalkan dosa-dosa
lama, ingat dosa semakin tersembunyi,
maka semakin erat dia membelenggu kita.
Finally,,….takkan kekurangan aku sebenarnya untuk menunjukkan bahwa ketika Tuhan
telah benar-benar menjadi Gembala atas hidup kita, maka kerinduan Daud dalam Mazmur 73:25 menjadi nyata : Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Allah lah yang menjadi kepenuhan
kita. Mindset orang yang telah menjadikan
Tuhan sebagai Gembala atas hidupnya adalah menjadikan Tuhan menjadi pusat
hidupnya. Let Jesus be the center of all
aspects of your life.. ^__^
Resensi dengan penambahan
dan perubahan dari Khotbah Pdt. RidwanHutabarat Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar